![]() |
Foto-foto karya komunitas Jendela Jember: Relawan komunitas Jendela Jember bersama anak-anak desa Kamal usai kegiatan di balai desa. |
Mendampingi anak-anak desa belajar menjadi tantangan tersendiri
bagi relawan Komunitas Jendela Jember. Mereka
harus datang ke balai Desa Kamal, Kecamatan Arjasa mengajak anak muda bermain
dan membaca bersama.
Mereka tak
pernah lelah untuk membudayakan membaca bagi anak-anak. Tak mudah, sebab harus
mengedukasi orang tuanya terlebih dahulu. Mereka datangi rumah anak
masing-masing. Lalu menjelaskan tujuan relawan komunitas Jendela Jember datang
ke desa tersebut.
Ada orang tua
yang merespon dengan baik. Ada juga yang sebaliknya. Bila orang tua setuju,
anaknya diperbolehkan untuk bermain dan belajar bersama di balas desa Kamal. Dua
minggu sekali mereka belajar bersama didampingi para relawan.
Mayoritas
anak-anak di Desa Kamal Kecamatan Arjasa merupakan anak petani dan buruh. 30
persen ibu mereka bekerja di industri
cerutu bobbin. Akibatnya, waktu untuk
mendampingi anak terbatas, bahkan tidak pernah.
![]() |
Anak-anak desa Kamal mulai membudayakan kegiatan membaca bersama relawan komunitas jendela Jember |
Pendampingan
belajar anak memang rendah karena kesibukan orang tua. Ditambah pengetahuan orang tua dalam
mendidik yang terbatas. Terkesan, anak dibiarkan belajar tanpa terarah. Dampaknya, banyak pemuda Desa Kamal putus sekolah dan menjadi
pengangguran, lalu merantau ke Bali.
“Mayoritas
warga sini sebagai petani, ada yang pelihara sapi, tukang dan lainnya,” kata Kusno,
fasilitator Komunitas Jendela Jember. Anak-anak desa belajar seperlunya, dengan
keterbatasan buku bacaan dan motivasi yang kurang.
Kedatangan
komunitas Jendela Jember membawa angin segar agar anak-anak desa Kamal lebih
baik dari sebelumnya. Yakni mendampingi mereka belajar dan memotivasi agar
menjadi generasi yang membanggakan. Setiap dua minggu sekali, mereka datang
mendampingi anak-anak untuk belajar di balai Desa Kamal.
“Jendela
jember sudah ada sejak tahun 2013 lalu,” kata pendiri komunitas, Marisa Latifa.
Semangat
untuk mendidik anak di daerah pedesaan tetap ada hingga
sekarang, banyak kegiatan dilakukan untuk membudayakan membaca anak-anak desa.
![]() |
Tak hanya membaca, anak-anak juga belajar tentang sains di desa mereka |
Mereka datang ke Desa Kamal dan memberikan informasi pada orang tua, jika komunitas yang didirikannya akan mendampingi anak belajar. Seperti bermain, membaca dan memberikan materi menarik dan mendidik. “Awalnya ada orang tua yang ragu pada kami, ada juga yang mengantarkan anaknya,” akunya.
Desa Kamal
dipilih karena merupakan desa yang kaya dengan peninggalan bersejarah. Disana terdapat situs
duplang yang berisi batu kenong dan batu
menhir. “Mayoritas ibu dari
anak-anak desa ini petani
dan buruh. Perlu pendampingan agar masa
depan anak lebih cerah,” tambahnya..
Jendela
Jember ingin menciptakan iklim dan kebiasaan anak-anak yang memiliki
kemandirian membaca. Sebab, ia adalah pintu utama pengetahuan. Membaca bukan hal yang mudah jika tidak dibiasakan
oleh anak-anak.
Komunitas ini bergerak agar kesadaran literasi terus meningkat. “Pada hari
Minggu, relawan datang kesana dan memberikan materi, menjelaskan tentang sains, budaya dan lainnya,” tuturnya.
Setelah
itu, anak-anak diajak untuk bermain, lalu membaca buku-buku yang sudah
disediakan. Jika tidak didampingi, anak-anak sulit untuk menyelesaikan buku
bacaan sampai tuntas. Misal buku ensikopedia, buku dongeng dan lainnya.
![]() |
Belajar dan bermain menjadi satu paket yang tak terpisahkan dalam kegiatan anak anak Desa Kamal |
Pendampingan
anak-anak dilakukan mulai pukul 08.00 WIB pagi sampai jam 12.00 WIB siang.
Setelah itu, mereka pulang kembali ke rumah masing-masing. Namun, perpustakaan
tetap terbuka di rumah fasilitator.
Pendampingan
anak-anak desa itu diharapkan tidak dilakukan oleh para relawan. Namun
diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi orang tua masing-masing agar mendampingi
anaknya belajar. Penguatan terhadap orang tua masih belum bisa dilakukan oleh
komunitas, karena fokus pada anak-anak.
EmoticonEmoticon