![]() |
Foto karya Siti Waqiah: Beberapa anak yang
belajar di komunitas rumah pintar di Perumahan Dharma Alam Kelurahan Sempusari,
Kecamatan Kaliwates.
|
Biasanya,
para perempuan rumah tangga kalau sedang berkumpul, sukanya ngerumpi di teras
rumah. Namun, tak semua ngerumpi itu negatif. Sebab ada ibu-ibu yang
memberikakan inspirasi. Dari ngerumpi, mereka mendirikan komunitas teras
pintar. Wadah untuk mendampingi anak belajar,
membaca dan bermain.
Namanya teras pintar. Namun
bukan teras yang ada di depan rumah. Tapi gedung khusus yang ada di perumahan Perumahan
Dharma
Alam,
Kelurahan Sempusari,
Kaliwates Kabupaten Jember. Gedung teras pintar ini menjadi pusat kegiatan para
ibu rumah tangga.
Seperti yang tampak
pada Selasa pagi lalu, Siti Waqiah mendampingi dua anaknya, Aftarana Hafidz dan
Azkayana Hafidz belajar di Teras
Pintar.
Tak hanya melihat, tapi juga mengarahkan anak-anak agar kreatif.
Dia tak sendiri, namun
bersama ibu rumah tangga lainnya di Perumahan
tersebut. Di sana, anak-anak yang masih berusia di bawah
lima tahun berkumpul setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis.
Selain bermain
bersama, juga belajar membaca, menulis, berdoa, dan berbagi pengalaman. “Ibunya wajib
mendampingi anak agar tahu perkembangan anaknya,” kata Siti Waqiah yang merupakan pendiri
Komunitas
Teras
Pintar.
Teras Pintar bermula dari obrolan para ibu rumah
tangga saat selesai memasak. Di rumah Siti Waqiah, mereka ngerumpi tentang apa saja yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari mengasuh,
mendidik anak, atau
hal sederhana seperti menu masakan.
Dari perkumpulan itulah, ada kegelisahan bersama untuk
saling berbagi pengalaman. Sebab, mereka merupakan perempuan yang menempuh
pendidikan tinggi. Ada yang sarjana strata satu, magister, dan lainnya. Namun, ketika menjadi ibu
rumah tangga, ilmu yang diperoleh seakan nganggur.
Memilih menjadi ibu rumah tangga bukan
keputusan yang mudah. Sebab, banyak hal yang dipertaruhkan, terutama karir.
Mendidik anak menjadi orang baik memang sulit, namun bisa dicapai dengan
kebersamaan.
Akhirnya aktivitas ngerumpi itu diarahkan pada kegiatan
yang lebih positif. Yakni mendirikan Komunitas Teras
Pintar,
wadah penguatan edukasi bagi ibu dan anak.
Dari teras rumah
Waqiah, mereka pindah ke gudang perumahan. “Kami ingin memaksimalkan waktu di
rumah sambil mendidik anak,” ucap perempuan kelahiran 23 Oktober 1975 itu.
Setelah berdiri,
sejumlah warga perumahan yang sebelumnya banyak yang tidak saling kenal mulai
berdatangan ke Teras
Pintar.
Awalnya tidak saling kenal,
sekarang membaur setiap tiga kali
seminggu.
Sebelumnya, warga
perumahan yang jaraknya cukup jauh selalu sibuk di rumah sendiri. Tak ada
pembicaraan yang akrab dan hanya tegur sapa ketika berpapasan. “Hidup di
perumahan terkesan individualis,” ujarnya.
Padahal, ketika mereka
sudah berkumpul, banyak permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari.
Seperti anak yang susah makan, malas belajar dan lainnya. Di Teras Pintar itu mereka saling bercerita dan memberikan
solusi.
“Di sini meskipun ibu rumah tangga, ada yang
lulusan pendidikan agama, umum, teknologi, dan lainnya,” ucapnya. setiap ibu rumah tangga memiliki
kemampuan tersendiri untuk dibagikan pada yang lain.
Banyak aktivitas yang dilakukan para ibu rumah tangga beserta anaknya itu agar sang buah hati memiliki karakter, terampil, dan menjadi anak saleh. Mengajarkan anak agar gemar membaca, kreatif dan aktif.
Setiap Selasa pukul
08.00, mereka datang dan berkumpul dengan muka ceria. Selesai membaca doa, dilanjutkan dengan belajar bersama, seperti mewarnai, menyusun angka, membaca,
menulis,
dan banyak media permainan lainnya. Bahkan, media yang dipakai dari daur ulang,
seperti tutup botol, kertas kardus, jepit rambut dan yang lain.
Leny Marinda, anggota komunitas menambahkan par aibu
harus ikut saat membawa anaknya ke Teras
Pintar.
Tujuannya, agar ketika ibu mengajar sang anak, mereka bisa menjadi idola, bukan
orang lain. “Misalnya
anak bisa berdoa karena orang tua, bukan dari sekolah, itu sangat
membahagiakan,” paparnya.
Menurut dia orang tua tak perlu terburu-buru agar anaknya bisa segera membaca atau menghitung. Namun, harus mempersiapkan mental dan kemampuan anak. Di Teras Pintar, hal itu dipahamkan kepada para ibu yang lain.
Meskipun hanya
berlangsung dua jam per pertemuan,
komunitas itu mampu memberikan kesadaran pada ibu rumah tangga tentang penting
berbagi pengalaman mendidik anak. Tak hanya itu, juga saling menguatkan dan
mendorong kemajuan yang lain. “Sebelum ada komunitas, jarang ada warga perumahan yang kenal
akrab,” ujar ibu dua anak tersebut.
Para pengurus Komunitas Teras Pintar juga terus mengembangkan kegiatan
yang lain. Seperti,
belajar menari bagi anak-anak yang sudah berumur di atas lima tahun. Lalu, menyediakan taman baca dan menyelenggarakan
even tahunan, seperti lomba mendongeng.
Tak hanya itu, mereka
juga meningkatkan peran ibu rumah tangga dalam berbagai bidang. Mulai dari
pemahaman tentang hukum, kesehatan dan pendidikan. Caranya, mendatangkan
narasumber yang berkompeten untuk berbagi.
Semangat Teras Pintar untuk memaksimalkan peran ibu rumah
tangga dalam mendidik anak mendapat apresiasi. Semakin lama, banyak warga
perumahan yang datang membawa anaknya. Mendampingi sang buah hati belajar dan
membentuk karakter yang baik.
EmoticonEmoticon