Tanaman bunga tak hanya indah dipangan di mata. Namun
juga menjadikan suasana hati lebih ceria. Untuk itulah, potensi ini
dikembangkan oleh Dewi di rumahnya.
foto-foto Bagus Supriadi |
Di belakang rumahnya, di Jalan Argopuro 1 Desa/Kecamatan
Arjasa. Tanaman hias tersusun rapi menggunakan rak. Tetesan sisa air hujan
masih berjatuhan dari daunnya. Membuatnya tanaman itu semakin terlihat segar.
Jumlah bunga hias dengan berbagai jenis mencapai ribuan.
Layaknya sebuah kebun yang setiap hari harus dirawat dengan baik. Lorong jalan
menuju kebun melewati lahan parkir miliknya. Lalu, halaman hijau akan langsung
terlihat di belakang rumahnya.
Di
sisi pinggir, terpajang berbagai jenis kaktus kecil hingga besar yang sudah
dikemas dalam sebuah pot. Seperti kaktus mini cereus tetragonus, Echinocactus
grusoni, Haworthia attenuate, melocatus dan lainnya. Semua jenis kaktus itu dirawat dengan sabar oleh
Dewi.
Tak hanya kaktus, namun berbagai jenis tanaman
aglonema juga ada disana. Mulai dari jenis aglonema Moonlight, Bidadari, Legacy, Lipstik,
Dud Anjamani, Lady Valentine hingga
Red Kochin. Kemudian tanaman hias lidah mertua dengan berbagai
macan jenisnya.
“Awalnya
hobi, diseriusi sekitar satu tahun yang lalu,” kata Dewi. Saat itu, lokasi rumahnya tersebut memang sudah memiliki banyak
tanaman. Terutama tanaman hias bonsai. Bahkan sekarang juga masih cukup banyak.
Karena itulah, Dewi mencoba mengembangkannya dengan tanaman yang kekinian.
“Ketika jualan, ada yanga cari, bahkan semakin diminati,”
akunya. Saat itulah, dirinya semakin semangat untuk mencoba mengembangkan usaha
tanaman hias. Apalagi, permintaan tanaman hias juga terus meningkat.
Saat itu, dirinya mencari refrensi pot bunga yang menarik
dan kekinian. Dia mencoba membeli dari marketplace, mulai dari pot terrarium
hingga pot tawon. Kemudian tanaman hias itu dipindah ke pot yang sudah dibeli,
sehingga terlihat lebih cantik.
Bahkan, tanaman hias itu menjadi lebih indah karena memakai
pot yang lebih bagus. Tak mau membeli terus, alumni Universitas Airlangga Surabaya
itu mencari pengrajin pot yang ada di Jember. “Darisana saya bisa memberdayakan
orang lain,” ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga membutuhkan pekerjaan yang bisa
menjadikan pot lebih indah. yakni memberikan warna melalui cat sehingga menjadi
pot yang memiliki motif. “Saya jualnya lewat instagram dan whatsap,” akunya.
Ternyata, respon pasar cukup bagus membuat dirinya semakin
bersemangat. Tanaman hias itu dibeli untuk berbagai kepentingan. Seperti untuk
souvenir ketika mahasiswa wisuda hingga pernikahan. “Ada juga yang beli untuk
tanaman hias di rumahnya seniri,” ujarnya.
Tanaman hias itu, lanjut ibu dari satu anak tersebut,
sangat sesuai ditempatkan di dalam ruangan. Selain memperindah ruangan, juga
mampu menyegarkan udara yang ada di dalam rumah. “Harganya dari Rp 15 ribu
sampai 45 ribu,” akunya.
Tergantung jenis tanaman yang hendak dibeli. Namun, jenis
kaktus golden barel atau kursi mertua harganya lebih mahal. Ukuran kecil bisa
Rp 100 ribu, sedangkan ukuran besar bisa mencapai Rp 2 juta.
Perawatan memiliki tanaman hias itu tidaklah sulit.
Disemprot dengan air selama seminggu dua
kali. Media tanaman juga bisa diganti selama enam bulan sekali. Satu bulannya,
dia bisa menjual ratusan tanaman hias. “Kalau pas laris, satu hari bisa terjual
20 tanaman,” akunya.
Dari
hobi yang ditekuninya, Dewi bisa menambah penghasilan. Apalagi, tanaman hias
itu juga semakin memperindah rumahnya. “Saya juga budidaya, ada yang beli
kulakan kesini,” pungkasnya.
EmoticonEmoticon