foto-foto Bagus Supriadi: Aksi teatrikal para aktivis PC PMII Jember terhadap pabrik semen di Puger |
Teriakan para aktivis PC PMII Jember untuk bertemu dengan bupati tak
dihiraukan. Mereka mencoba memasuki pendopo. Sementara, polisi dan satpol PP
menghadang mereka. Akhirnya terjadi aksi
saling mendorong yang mengakibatkan pintu gerbang pendopo jebol.
Tak selesai disana,
para mahasiswa masih setiap menunggu Bupati Jember dr Faida MMR. Mereka ingin
menyampaikan aspirasinya tentang pabrik semen yang berdiri di Puger. Pabrik itu
dinilai mengancam pertanian dan kesehatan masyarakat sekitar.
Sayangnya, penantian itu tak membuahkah hasil. Mereka pulang tanpa bertemu dengan bupati. Akhirnya, mereka menuliskan kata-kata bahwa pendopo disegel. Mereka kembali, namun bertekad untuk melakukan aksi lagi.
Sayangnya, penantian itu tak membuahkah hasil. Mereka pulang tanpa bertemu dengan bupati. Akhirnya, mereka menuliskan kata-kata bahwa pendopo disegel. Mereka kembali, namun bertekad untuk melakukan aksi lagi.
Di depan kantor Pemkab
Jember, para aktivis itu juga menunjukkan aksi
teatrikal perlawanan terhadap pabrik semen. Mereka
menyiram salah satu pendemo dengan semen. Serta membakar ban di tengah jalan.
Aksi itu, awalnya
dimulai dari double way Univeristas
Jember. Mereka mendatangi gedung DPRD Jember dan menyampaikan aspirasinya di
hadapan anggota perwakilan rakyat daerah. “Kami memperjuangkan hak-hak rakyat
Puger,” kata M Faisal Effendi Utomo, koordinator lapangan.
Sebab, sejak November 2017, industri semen di Puger yang
dikelola PT Imasco mulai melakukan pembebasan lahan pertanian seluas
60 hektare. Lahan tersebut dialihfungsikan menjadi lahan industri. Lalu pada
April 2018, mulai melakukan konstruksi pabrik.
“Hari ini, PT PT Imasco ingin membelokkan
saluran irigasi, hal ini ditolak oleh warga,” terangnya. Sebab, saluran irigasi
itu digunakan untuk mengaliri sawah para petani. Bila saluran itu dibelokkan,
sawah petani akan terancam kekeringan. Ada sekitar 300 hektare
di Puger Kulon dan Puger Wetan yang terdampak.
Effendi menambahkan pihak pabrik sebenarnya sudah menawarkan pada
masyarakat untuk membangun sumur bor di 17 titik. Namun hal itu akan berdampak
pada penurunan air sehingga masyarakat di sekitar Gunung Sadeng
akan terancam kekeringan. “Yang kita bawa hari, menuntut agar upaya
pembelokan digagalkan,” terangnya.
PC PMII sendiri melakukan pendampingan pada masyarakat sekitar. Mereka
menerima keluhan dari warga terkait keberadaan industri tersebut. pihaknya juga
berupaya untuk bertemu dengan pihak industri, namun belum
bisa.
Sepeti permintaan dokumen Amdal yang seharusnya mudah diakses. “Pihak PT belum pernah
memberikan,” tegasnya.
Begitu juga ketika meminta pada Pusat Pengelola informasi dan
dokumentasi (PPID). Namun tidak bisa memberikan dokumen amdal tersebut.
Selama melakukan pendampingan, para mahasiswa menginap di rumah warga.
Menurut dia, ada warga yang yang sudah terkena penyakit karena keberadaan
industri tersebut. sebab udara sudah tercemar. Warga terancam dari sisi
lingkungan hingga kesehatan.
Di dewan, para aktivis itu ditemui oleh perwakilan anggota
komisi B DPRD Jember, M Holil Asyari. Pihaknya akan memanggil PT Imasco dan pemerintah serta perwakilan PC PMII untuk
urun rembuk. “Kami tidak mungkin menyengsarakan rakyat, apalagi saya dari
Puger,” ucapnya.
Sementara di depan
Pemerintah Kabupaten Jember, mereka ditemui oleh Arismaya Parahita, Asisten
Perekonomian dan Pembangunan Pemkab
Jember. “Aspirasinya akan kami sampaikan pada pimpinan, baik di dewan maupun pemkab,
kami tindaklanjuti sesuai peraturan,” terangnya.
EmoticonEmoticon