Kesegaran dan kejernihan air terjun gunung rayap mampu menghilangkan lelahnya perjalanan menuju kesana. Air yang jernih dan deras, cukup dalam serta luas membuat pengunjung ingin melompat, menceburkan tubuh dan menikmatinya.
![]() |
Suasana alam yang tenang, cocok buat merenung, mendengarkan derasnya bunyi air terjun |
Ada yang mengatakan, air terjun itu
beralamatkan di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa dengan sebutan air terjun
gunung rayap. Namun, sebagian warga lain memberinya menjamainya air terjun
anugrah dan berada di lokasi Dusun Krajan Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi.
Terlepas dari itu, perjalanan dari
kota menuju air terjun cukup ditempuh sekitar satu jam setengah dengan jarak 16
kilometer. Ketika memasuki Kebun renteng milik PTPN XII, jalan magadam menjadi
tantangan tersendiri untuk dilewati.
Kiki Wulandari, Duta Wisata Jember
berangkat dari kota Jember sekitar pukul 08.00 pagi, tiba di kebun renteng hanya
ditempuh 30 menit. Kemudian menyusuri jalan berbatu hingga ke air terjun
sekitar satu jam dengan jarak tempuh sekitar enam kilometer.
Di sepanjang jalur menuju air
terjun, terdapat kebun kopi dan duren. Bahkan, bisa melihat secara langsung
para petani yang merawat dan memetik kopinya. Nikmatnya perjalanan semakin terasa
ketika harus turun dari kendaraan dan berjalan kaki.
Untuk mencapai air terjun, harus
menyebrangi aliran air tancak yang membelah jalan. Lalu, mengikuti jalur setapak
yang dibuat oleh warga sekitar. Tak jauh, sekitar satu jam sudah bisa menikmati
keindahannya.
Ketika berjalan kaki, tampak
keluasan kebun beserta aliran air di pinggir jalan. Bebatuan besar di sepanjang
sungai, serta bukit tinggi dengan beragam pohon yang tinggi menjulang, membuat
pengunjung berhenti sejenak untuk berfoto ria bersama.
Setelah itu, ada aliran sungai
kedua yang harus disebrangi. Usai berjalan sekitar seratus meter, akan tampak
air yang jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter. “Ternyata di luar dugaan, air
terjunnya tinggi dan airnya besar,” kata Kiki Wulandari.
![]() |
Pemandangannya keren sekali, sangat cocok buat foto selfi |
Sebelum mandi, Kiki bersama
teman-temannya menikmati setiap sudut keindahan alam untuk foto selfie bersama
sampai puas. Mulai dari background bebatuan,
air, kayu roboh dan air terjun. Semua lokasi yang masih alami menjadi keunikan
tersendiri.
Melihat dinginnya air, Kiki masih
ragu untuk nyemplung dan mandi
disana. Namun, tak puas rasanya jika berkunjung ke air terjun hanya melihat dan
berfoto saja, tanpa menikmati kesegaran airnya. “Airnya deras segar dan jernih,
eman jika tidak mandi,” tambahnya.
Akhirnya, Kiki memberanikan diri
membasahi tubuhnya dengan air. Kemudian berenang dan menikmati setiap tetesan
air terjun di sebelah air terjun. Tak lupa, foto bersama di tengah hamparan air
itu.
Perjalanannya untuk mencapai lokasi ini sangat menyenangkan, tak terasa jauhnya, dan terpuaskan saat tiba |
Rasanya, Kiki tak ingin berhenti
mandi dan terus berenang bersama temannya. Tapi karena waktu sudah siang dia
harus pulang. “Kalau kesini lebih seru ramai-ramai, karena terasa
berpetualang,” tandasnya.
EmoticonEmoticon