Suwarno, berdayakan petani kopi
desa Sidomulyo
Yakinkan warga untuk mendirikan
koperasi Ketakasi
Suwarno memilih mendirikan
koperasi untuk memberdayakan para petani kopi di Desa Sidomulyo, Kecamatan
Silo. Sebab, hasil yang diperoleh dari kopi jika diolah sendiri lebih
menguntungkan para petani, dibanding petani menjual mentahnya.
Bagus Supriadi, Jember
Suwarno, ketua
koperasi Ketakasi di Kecamatan Silo masih berada di kebun kopi miliknya ketika Jawa
Pos Radar Jember menghubunginya via handphone. Sehingga dia tidak
punya waktu untuk diwawancarai. Namun, lelaki tersebut bisa ditemui dirumahnya setelah
ada kesepakatan.
Hujan deras
mengguyur Desa Sidomulyo, sehingga perjalanan ke desa para petani kopi tersebut
sedikit terganggu. Padahal, Suwarno sudah menanti kedatangan Jawa Pos Radar
Jember di rumahnya. Sekitar pukul dua sore, perbincangan tentang koperasi
ketakasi baru bisa dimulai.
Awalnya,
pendirian koperasi tersebut sempat diragukan oleh masyarakat Sidomulyo, sebab
pada tahun 1980 telah berdiri koperasi tapi tidak berjalan sesuai dengan
harapan. Sehingga masyarakat sedikit trauma untuk mendirikan kembali. “Jadi
masyarakat khawatir tidak koperasi yang akan didirikan tidak berjalan lagi,”
kata lelaki kelahiran 17 September tersebut.
Kopi ketakashi dalam bentuk kemasan |
Selain itu, di
desa tersebut sudah didirikan kelompok tani untuk menjembatani warga agar
semakin mudah melakukan aktivitasnya. Sebab, jika dilakukan secara
perseorangan, maka akan berjalan secara sendirian. Namun kelompok tani tersebut
juga tidak efektif karena terkendala di modal.
Akhirnya,
setelah ada kerja sama dengan Universitas Jember, mereka bisa meyakinkan
masyarakat Sidomulyo untuk mendirikan koperasi Ketakasi. Sehingga masyarakat
semakin mengerti ketika diterangkan tentang manfaat koperasi. “akhirnya, kami
mencoba untuk mendirikan koperasi,” kata lelaki dua anak tersebut.
Setelah
ada kesepakatan, maka berdirilah Koperasi Ketakasi berdiri pada tahun 2007.
Asala muasal nama tersebut yakni singkatan dari kelompok tani kopi sidomulyo. Sehingga
nama lengkap koperasi tersebut adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Buah Ketakasi.
“Jadi ada nama buah sebelum ketakasi tersebut,” tambahnya.
Masyarakat mulai
merasakan manfaat dari berdirinya koperasi ketakasi. Karena selain bisa
meminjam modal, koperasi juga menyediakan pupuk maupun pembayaran listrik
“Biasanya masyarakat kalau membayar ke daerah Silo, namun sekarang difasilitasi
oleh kami, terangnya.”
Mayoritas
warga Sidomulyo adalah petani kopi, kebiasaan mereka ketika panen kopiadalah menjualnya
secara mentah ke pihak lain, sehingga harganya lebih murah. Padahal, kalau para
petani tersebut mengetahui harga setelah diolah menjadi bubuk, mereka tentu
memilih diolah dahulu.
Hal
itu menjadi tugas bagi Koperasi Ketakasi untuk menyediakan produksi kopi warga
Sidomulyo sendiri. Sehingga koperasi mencoba mengatasi permasalahan tersebut
dengan memproduksi sendiri pada tahun 2010 kemarin. Hasilnya, tercipta kopi
bungkusan yang diberi nama Ketakasi. “Jadi kalau sudah dijadikan bubuk,
saingannya banyak dan harganya lebih mahal,” tambahnya.
Meskipun
koperasi Ketaksi tersebut sudah bisa menghasilkan kopi bubuk, namun sampai saat
ini masih terkendala di pemasaran. Sebab, hal itu dibutuhkan dana dan tenaga
yang lebih banyak. “Untuk sementara ini, pemasaran kami masih sebatas kerjasama
ketika ada pameran, atau pemesanan seperti souvenir” terangnya.
Suwarno ketika ditemui dirumahnya |
Meskipun
sudah berhasil membuat koperasi bubuk dalam kemasan, namun hal itu belum bisa
memuaskan bagi Suwarno. Sebab dia masih memiliki keinginan yang besar untuk
menciptakan kopi dalam kemasan yang bisa tersebar di berbagai daerah. “Kami
masih memiliki keinginan, agar kopi Sidomulyo ini menjadi sentra kopi untuk di
Jaw Timur, terutama di Jember,” imbuhnya.
Hasil
usaha Koperasi Ketakasi untuk
memberdayakan masyarakat mendapat berbagai penghargaan pemerintah. Seperti dari
Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) Provinsi Jawa Timur. Selain itu, juga pernah meraih peghargaan
dari Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao (PUSLITKOKA) Jember. “Kami juga mendapat penghargaan dari Dinas
Perkebunan Jember,” tegasnya.
Namun,
Suwarno masih belum puas dengan hasil yang telah diperoleh. Karena dengan
berdirinya koperasi ketaksi tersebut. Dia mengharapkan agar semua warga
sidomulyo bisa meraih sukses secara bersama. Sebab tujuan utama dari koperasi
tersebut ingin memberdayakan masyarakat, agar semua warga bisa merasakan kesuksesan.
“Kalau hanya sukses sendiri, itu bukan sukses,” pungkasnya.
EmoticonEmoticon