“sementara, menulislah untuk dirimu sendiri”
Menulislah dengan
Cinta
Pada mulanya adalah sebuah
kata, kemudian tersusun dari kumpulan kata menjadi kalimat. Pengumpulan
kata-kata yang tertulis dalam sebuah berita dan non berita sangat berpengaruh
terhadap pembaca, baik dari pemikiran dan tingkah laku. Dari tidak tahu menjadi
tahu, dari pasif menjadi aktif, dari
benci menjadi cinta, begitupun sebaliknya, dari cinta menjadi benci, semua
karena pengaruh dari tulisan yang anda tulis.
Menulis dengan rasa cinta
agar keadilan tetap ditegakkan, tidak tebah pilih terhadap tulisan yang akan
ditulis. Kebenaran menjadi cinta pertama anda yang akan ditulis. Kebenaran
tidak pandang bulu, cantik atau jelek, kaya atau miskin, pejabat atau
masyarakat semua sama saja dihadapan berita (jurnalistik. red).
Apa Jurnalistik?
Jurnalistik berasal dari
kata latin yakni diurnalis yang bermakna tiap hari. sedangkan dalam
bahasa inggris disebut jurnal yang memiliki arti catatan peristiwa harian.
Secara istilah jurnalistik memiliki arti segala hal yang menyangkut proses
perencanaan, peliputan, produksi dan pelaporan sebuah fakta menjadi berita.
(Masduki, LkiS, 2001).
Menulis berita jurnalistik dalam media cetak,
seperti koran, majalah, buletin, news letter, dan lainnya tidaklah sama dengan
menulis tulisan biasa. Karena dalam dunia jurnalistik terdapat teknik, kriteria
dan standart penulisan tertentu yang harus dikuasai setiap jurnalis serta
membutuhkan latihan yang serius dan terus-menerus.
Mengenai definisi berita,
sebenarnya kita tak kesulitan menemukannya. Hampir setiap literatur jurnalistik
mengutipnya. Tapi sebagai perbandingan, berikut definisi dari dua ahli
jurnalistik tentang news (berita):
1) Paul D.
Maessenner, dalam bukunya Here’s The News, berita adalah sebuah
informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik
perhatian serta minat pembaca.
2) Prof.
Mitchel V. Charnley, dalam bukunya Reporting, berita adalah
laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian
dan penting, yang dibutuhkan sekelompok masyarakat.
Dari dua pengertian itu, penulis simpulkan bahwa berita ada yang bersifat
laporan dan non laporan. Yang pertama bisa diperjelas dengan pengertian:
laporan tentang suatu peristiwa yang dimulai dari sebuah liputan di lapangan
dan hasilnya bisa diuji tingkat faktualitasnya dan mempunyai nilai baru,
menarik dan penting. Sementara yang kedua adalah sebuah berita
yang tidak disajikan melalui liputan di lapangan terlebih dahulu. Ini biasa
disebut opini.
Bagaimana
cara menulis berita?
Sebenarnya pekerjaan menulis butuh ketekunan dan kesabaran, terlebih
menulis tulisan non reportase. Menulis berita ibarat belajar naik
sepeda, harus tahu teorinya terlebih dahulu agar dalam mengendari sepeda
berjalan dengan lancar, setiap kali terjatuh anda harus bangun dan terus
mengendarainya lagi sampai lancar. Begitu juga menulis berita, ada beberapa
teori yang harus dipahami sehingga memudahkan kita untuk menulis.
Ragam Tulisan
§
Ragam informatif, karena tulisan ini sekadar mengabarkan informasi: news; softnews,
straight news, news feature maupun feature, laporan in-depth;
interpretative report, dan investigative report.
§
Ragam persuasif, karena tulisan ini punya daya meyakinkan atau mempengaruhi pembaca tanpa
melalui reportase. Yang termasuk tulisan ini adalah opini, kolom, artikel,
resensi, tajuk rencana, pojok (kata-kata pendek, lucu dan penuh kritik), dan
surat pembaca.
Macam-Macam Berita
Dari segi sifatnya, kita kenal dua macam: Hard News dan Soft News.
1.
Hard News/Straight News : Berita yang lugas, singkat, langsung ke
pokok persoalan dan fakta-faktanya. Harus memenuhi unsur 5 W + 1 H secara ketat
dan harus cepat-cepat dimuat, karena terlambat sedikit bisa basi. Istilah Hard
News lebih mengacu ke isi beritanya, sedangkan istilah Straight News lebih
mengacu ke cara penulisannya (struktur penulisan). Biasanya ini dikenal istilah
Spot News: Berita yang serentak
tanpak, konkrit, aktual.
2.
Soft News: Berita yang dari segi struktur penulisan
relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft News umumnya
tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktu. Misalnya:
tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil akibat krisis
ekonomi akhir-akhir ini. Selama krisis ekonomi ini masih berlanjut, berita itu
bisa diturunkan kapan saja. Atau tulisan tentang Iwan Fals, yang punya hobi
baru mengkoleksi monyet-monyet mungil. Biasanya lebih banyak mengangkat aspek
kemanusiaan (human interest).
·
Feature
Feature adalah
sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya
tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan. Panjang tulisan feature bervariasi dan boleh
ditulis seberapa panjang pun, sejauh masih menarik.
Misal:
“Nama saya Paijo. Tak seorangpun pernah
menanyakan asal-usul saya. Cita-cita saya hanya satu, menjadi penyanyi, enggak
usah terkenal, tapi didengar. Saya tak pernah sekolah, saya tak bisa membaca
dan menulis, tapi kalau ngitung-ngitung,
bisa. ayah saya kuli bangunan di Pasuruan, tiga tahun lalu saya ke Surabaya.”
- Komprehensif News
Berita yang ingin menampilkan suatu
peristiwa secara utuh (komprehensif), dari segala sudut dan aspek. Model
penulisan semacam ini biasanya dipakai oleh media berkala, baik mingguan,
dwimingguan, bulanan, dst.
Struktur Berita
Ada banyak cara menulis berita yang baik. Biasanya cara-cara itu disesuaikan dengan jenis berita yang ditulis. Misalnya, untuk jenis berita spot news menggunakan teknik piramida terbalik. Sedangkan untuk jenis berita feature dan atau analysis news biasanya menggunakan model kubus/segi empat.
|


Kronologi

Konfirmasi
PEMILIHAN JUDUL
Judul,
dalam keadaan apapun, harus mencerminkan isi berita. Inilah kriteria pertama
betul tidaknya sebuah judul. Setelah itu adalah pada pemilihan kata atau
kalimat yang tepat. Sebagai kalimat pembuka, judul harus kuat. Eye catching,
begitu orang-orang media kerap menyebutnya. Misal:
•
Akal Fulus Gayus (TEMPO, edisi 17-23 januari 2011)
•
Mega Mencegah Bola Liar (KONTAN, No. 24, Tahun VI,
18 Maret 2002)
PEMILIHAN LEAD
Lead, atau
kalimat pembuka, adalah kepala, struktur adalah kerangkanya dan ending adalah
ekornya. banyak macamnya. Yang utama, lead haruslah mampu menarik orang untuk
terus membaca pada kalimat selanjutnya. Lead yang buruk dan hambar, membuat
orang akan melewatkan berita yang susah payah dibuat oleh wartawan.
1. Lead
Ringkasan
Lead ini berisi rangkuman dari inti
cerita. Biasanya ini dipakai oleh koran. Konsepnya, dalam satu kalimat, inti
cerita sudah bisa tertampung semua. Detail selanjutnya, pembaca dipersilakan
melanjutkan ke tubuh berita. Misal:
Salam Damai Tersemai dari Masjid Kudus
“Masjid menara kudus bukan sekedar tempat
beribadah. Masjid ini menjadi pusat penyebaran dan ziarah Islam di Jawa Tengah.
Arsitekturnya memadukan nilai akulturasi Hindu, Islam, Jawa, dan China. Di
sinilah geliat ekonomi dan pluralisme di Kudus bermula. Tidak heran, peneliti
dari Barat menyebutnya sebagai “jerussalem” di Jawa.” (kompas, 30 juli 2011)
2. Lead
Bercerita
Lead yang terasa akrab, dan tak
langsung pada pokok persoalan. Biasanya lead macam ini ingin memberi kesan
tersendiri pada pembaca tentang sesuatu yang terjadi.
“bulan masih belum muncul,
angin terus mendera, dan awan masih belum memberikan harapan tanda-tanda
kemunculan bulan malam ini. sementara penduduk suku dayak sudah mulai menunggu
dari tadi guna melaksanakan upacara adat pengukuhan terhadap putra kepala suku”
3. Lead Deskriptif
Lead ini berusaha memberikan gambaran
pada pembacanya tentang situasi yang dihadapi tentang tokoh atau tempat
kejadian, memusatkan perhatian pada keadaan yang istimewa.
“tepat 02.00 WIB, mak Saminah
harus bangun dari tidurnya dan menuju dapur untuk memasak, ia lakukan hal ini
setiap hari karena keesokan harinya makanan untuk santri Nurul Jadid harus tersedia.
4. Lead Kutipan
Lead model ini bisa menarik jika
statemen yang disampaikannya kuat dan penting.
“Akan saya gebuk,” kata
Presiden Soeharto kemarin di Boyolali, mereka yang mencoba mengganti Presiden
dengan cara-cara yang tidak konstitusional.
MENENTUKAN ANGLE.
Dalam setiap berita, selalu ada angle
atau fokus. Angle akan menolong kita untuk terhindar dari terlalu banyaknya
data, sementara sisi yang ingin kita gali dari peristiwa tersebut adalah lain. Angle
tak selalu harus ditentukan jauh sebelumnya. Bisa jadi, angle berubah di
lapangan jika ada fakta baru yang lebih menarik.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita adalah kemampuan
atau skill penguasaan bahasa, termasuk skill bahasa asing. Kebutuhan ini adalah
menyangkut objek ataupun data-data berita berita yang seringkali terdiri dari
bahasa asing. Hal yang lebih penting lagi adalah penguasaan bahasa menyangkut
penulisan paragraf, struktur kalimat, istilah-istilah, cara penulisan
kata-kata, singkatan, dan sebagainya.
SELAMAT BERKARYA!!!
EmoticonEmoticon