Kekasihku bernama Sunyi
Mata hatiku menjerit dan menangis
Tetesan air matanya berupa huruf-huruf yang teriris
Teriakannya meraung seperti tajamnya keris
Pada rintihan susunan kata yang yang menangis
Aku melontarkan keperihan itu padamu, Huruf!
Seperti Drum pada novel tanpa huruf R
Yang ada hanya sunyi dan bulan separoh
Serta tetesan rembulan pada kesunyiannya
Kekasihku kini bernama Sunyi
Yang aku sendiri tak tau seperti apa rautnya
Hanya bayangan gelap yang menyerupai wajah
Diantara siraman sinar bulan separuh
Hatiku sedang berkabung
Aku memandang sesuatu dengan warna hitam
Simbol wajah kekasihku, Sunyi!
Itulah kemesraan dalam kegelapan
Jangan lagi kau kecewakan aku, Sunyi!
Dengan mengambil malam-malam kesunyian
Setelah kau merampas semua senyum matahari
Saat aku membuka mata dan melihat buramnya pagi
Sunyi, jika aku mengingat kelam itu
Aku ingin membanting botol miras digenggamanku
Dan melemparkannya pada wajah lelaki itu
Kemudian menusukkannya pada jantung
Sunyi, kau harus tau, agar tak terulang kembali
Caranya menghindariku sangat tak kusukai
seperti merobeknya harimau pada mangsa
mencabik-cabik menjadi berantakan
sunyi! Temani aku ditengah laraku (BGS)
12/07/2011
Dua Purnama
Bukankah kau tau apa obat pelipur lara!
Semua penawar racun dalam hatiku ada dalam dirimu
Perjalanan ini kulalui dengan malam yang panjang
Untuk memilih bintang-bintang penghias malam
Purnama sudah datang kedua kalinya
Mengapa kau masih berkata gelap pada malam
Aku telah memilih bintangku padamu
Sebab apa kau menolak sinar sejuk itu
Apakah karena kau telah memiliki bintang?
Atau karena bintang yang kuberikan terlalu redup
apakah karena awan yang membatasi langit hingga buram
atau karena aku memang buram sampai kau menepisnya dengan hujan air mata (BGS)
EmoticonEmoticon